Puji dan syukur kehadirat Allah SWT
karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Akuntansi Internasional yang berjudul “PENGUKURAN
DAN PENGENDALIAN AKTIVA”
Sebagaimana judul diatas,
makalah ini disusun untuk membuka wawasan kita sebagai mahasiswa untuk
lebih mengenal apa itu, termasuk hal-hal lain yang berkaitan dengan itu serta
dapat memahami dan dapat mengamalkan ilmu yang ada didalammya yang dapat
dimanfaatkan di masa yang akan datang.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pak KARYADI. selaku dosen mata kuliah sistem
pengendalian manajemen. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan penyusun pada khususnya.
Gapuk, 23 desember 2015
Tim penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................... ii
BAB
1:PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1. LATAR
BELAKANG......................................................................... 1
2. RUMUSAN
MASALAH.................................................................... 1
BAB
2: PEMBAHASAN............................................................................................ 2
BAB
3: PENUTUP...................................................................................................... 13
1. Kesimpulan........................................................................................... 13
2. Saran..................................................................................................... 13
Daftar
pustaka.............................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Salah satu
tujuan dari sistem pengendalian manajemen adalah mengendalikan kinerja
manajemen agar strategi perusahaan dijalankan dengan baik sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Kinerja manajemen yang paling penting untuk
diperhatikan adalah mengenai bagaimana manajemen mengelola aktiva perusahaan
secara optimal. Sistem pengendalian manajemen yang baik harus mampu mengukur dan
mengendalikan aktiva yang dikelola.
Jika
sistem yang digunakan sudah baik maka hasil yang didapatkan juga akan baik,
bukan hanya baik bagi perusahaan tersebut tetapi juga untuk para investor yang
akan menanamkan modal mereka diperusahaan, umumnya pihak internal dan
eksternal. Untuk itu pihak internal perlu mencari sistem apa yang pas bagi
perusahaan dalam mengelola perusahaan. Terutama pengkuran dan pengendalian
aktiva. Dalam makalah ini kita akan membahas apa saja yang harus dukur dan
dikendaliakan dan bagaimana caranya. Supaya kita mengambil keputusan dari apa
yang sudah diukur.
- RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui struktur analisis dari
pengukuran dan pengendalian harta kelola
2. Menjelaskan apa saja yang diukur
dalam aktiva kelola
3. Serta pertimbangan dan evaluasi manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
Di beberapa unit usaha, fokus adalah
pada laba yang diukur dari selisih antara pendapatan dan beban. Di unit usaha
lain, laba dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut. Pusat tanggung jawab yang terakhir ini disebut sebagai pusat
investasi. Pusat Investasi menggunakan jenis-jenis aktiva. Kumpulan aktiva
tersebut dinamakan dasar investasi.
- Analisis Struktur Assets
Tujuan penggunaan aktiva merupakan
analogi dari tujuan pusat laba yaitu :
Ø Untuk memberikan informasi yang
berguna dalam membuat keputusan yang bagus mengenai aktiva yang digunakan dan
untuk memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan
perusahaan.
Ø Untuk mengukur kinerja unit usaha
sebagai suatu entitas ekonomi.
Dalam analisis mengenai perlakuan
alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI dengan EVA- dua cara dalam
mengaitkan laba dengan aktiva yang digunakan-yang paling menarik adalah
seberapa baiknya alternatif-alternatif tersebut melayani kedua tujuan di atas untuk
menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran
kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Umumnya, para manajer unit usaha
memiliki dua sasaran kinerja. Pertama, mereka harus merealisasikan laba yang
mencukupi dari sumber daya yang digunakan, Kedua, mereka harus dapat
menggunakan sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan
tingkat pengembalian yang memadai. Tujuan dari menghubungkan laba dengan
investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha guna mencapai
sasaran-sasaran tersebut di atas.
Tampilan berikut merupakan laporan
keuangan hipotesis yang disederhanakan dari suatu unit usaha.
|
Neraca (dalam ribuan $)
|
|
|
Aktiva
lancar:
Kas$ 50
Piutang..
150
Persediaan.
200
Total
aktiva lancar. 400
Aktiva
tetap:
Biaya $
600
Penyusutan…
-300
Nilai
buku300
Total
aktiva$700
|
Kewajiban
lancar
Utang
usaha..$ 90
Kewajiban
lancar lainnya110
Total
kewajiban lancar200
Ekuitas
perusahaan.500
Total
Ekuitas. $700
|
|
Laporan Laba Rugi
|
|
|
Pendapatan$
1.000
Pengeluaran,
di luar penyusutan..$ 850
Penyusutan…50
Pendapatan
sebelum pajak 900
Beban
Modal ($500 x 10 %).. 100
Economic
value added (EVA).. 50
Return
on investment (ROI)= ($100/$500) = 20 %……………………………….. 50
|
|
Tingkat pengembalian atas investasi
(ROI) adalah suatu rasio perbandingan pembilangnya (numerator) adalah
pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya (denominator)
adalah aktiva yang digunakan. Dalam tampilan diatas, yang menjadi penyebut
adalah modal perusahaan di unit usaha. Jumlah tersebut dihasilkan dari jumlah
kewajiban tidak lancar ditambah dengan ekuitas pemegang saham di neraca dari
perusahaan yang terpisah.
Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah
jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan beban modal
dari laba operasi bersih. Beban modal diperoleh dari perkalian antara jumlah
aktiva yang digunakan dengan suatu tingkat tarif.
- Mengukur Assets
Dalam memutuskan dasar investasi apa
yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan
dua hal: Pertama, praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit
usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan
jenis yang tepat dari aktiva baru? Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan
aktiva yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan
kinerja mereka yang diukur dengan cara ini.
1. Kas
Hampir semua perusahaan
mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan
penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang
saldo kas yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk
dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan selisih
antara penerimaan dan pengeluaran harian.Akibatnya, saldo kas aktual pada
tingkat unit usaha cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas
yang diperlukan, jika unit usaha merupakan suatu perusahaan independen.
2. Piutang
Manajer unit usaha dapat
mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui kemampuan mereka
untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui penetapan
persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit,
serta melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Demi
kenudahan, unsure piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode,
meskipun rata-rata antar periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik
atas jumlah yang seharusnya dikaitkan dengan laba.
3. Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan
sama seperti piutang-yaitu dicatat pada jumlah akhir periode meskipun rata-rata
antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan (last in,
first out-LIFO) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaiain lain
biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan
LIFO cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi. Dalam
kondisi-kondisi tersebut, persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar atau
rata-rata, dan biaya yang sama sebaiknya digunakan untuk ,mengukur harga pokok,
penjualan pada laporan laba rugi unit usaha. Jika persediaan barang dalam
proses didanai melalui pembayaran di muka atau pembayaran cicilan dari
konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut membutuhkan waktu
produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi dari jumlah persediaan
kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
4. Modal kerja secara Umum
Seperti yang dapat dilihat,
perlakuan atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan
memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak
mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut
pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau
kewajiban lancar lainnya. Tetapi, metode tersebut menyatakan terlalu tinggi
jumlah modal korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena
kewajiban lancar merupakan sumber modal, seringkali dengan biaya bunga sama
dengan nol.
5. Properti, Pabrik, dan Peralatan
Dalam akuntansi keuangan, aktiva
tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya ini dihapuskan sepanjang
umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan
pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit
usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut
untuk tujuan yang dimaksudkan. Permasalahan tersebut akan dianalisis pada
bagian-bagian berikut:
a. Akuisisi Peralatan Baru
Asumsikan bahwa suatu unit usaha
dapat membeli mesin baru seharga $ 100.000. Mesin ini diperkirakan akan
menghasilkan penghematan sebesar $27.000 per tahun selama lima tahun. Jika
perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang diperlukan (required return)
sebesar 10 persen, maka investasi tersebut adalah menarik, seperti yang telah
dihitung pada bagian ilustrasi di bawah ini:
|
A. Perhitungan ekonomi
Investasi pada mesin$ 100
masa manfaat 5 tahun,
arus kas masuk, $ 27.000 per tahun
Nilai sekarang dari arus kas masuk ( $ 27.000 x 3,791)* 102,4
Nilai sekarang bersih.. 2,4
B. Sebagaimana dicerminkan dalam laporan laba rugi unit
usaha
Seperti
pada tampilan Tahun pertama
Dengan
mesin
Pendapatan
$ 1.000 $ 1.000
Pengeluaran,
di luar penyusutan $ 850 $ 823
Penyusutan
… 50 900 70 893
Pendapatan
sebelum pajak 100 107
Dikurangi
beban modal pada tingkat
10
%………………………………………. 50 60
EVA 50
47
|
Catatan :
Pajak penghasilan tidak ditunjukkan demi kesederhanaan. Diasumsikan bahwa pajak
tersebut telah dimasukkan dalam perhitungan arus kas.
*3,791
merupakan nilai sekarang dari $1 per tahun selama lima tahun pada tingkat 10 %.
Beban modal atas mesin yang baru
dihitung pada nilai buku awalnya, dimana untuk tahun pertama adalah sebesar
$100×10%=10. Nilai buku awal tahun demi kemudahan. Banyak perusahaan yang
menggunakan nilai buku rata-rata(100+80)+2 = 90. Hasilnya akan serupa.
Investasi yang diusulkan memiliki
nilai sekarang bersih (net present value-NPV) sebesar $2.400, dan oleh karena
itu, harus diambil. Tetapi, jika mesin tersebut dibeli dan unit usaha mengukur
dasar aktivanya, maka unit tersebut akan melaporkan penurunan EVA pada tahun
pertama, dan bukan kenaikan. Bagian B pada tampilan diatas menunjukkan laporan
laba rugi tanpa mesin tersebut dan laporan laba rugi jika mesin tersebut dibeli
(dan telah digunakan selama satu tahun). Perhatikan bahwa pembelian mesin
tersebut akan menaikkan pendapatan sebelum pajak, tetapi kenaikan ini lebih
dibandingkan dengan kenaikan beban modal. Dengan demikian, penghitungan EVA
menandakan bahwa profitabilitas telah menurun, walaupun fakta ekonomi
menunjukkan bahwa laba mengalami kenaikan. Dalam kondisi yang demikian, manajer
unit usaha mungkin akan merasa enggan untuk membeli aktiva tersebut. Dalam
tampilan diatas, penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus.
b. Nilai buku kotor
Fluktualisasi dalam EVA dan ROI dari
tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukkan unsure aktiva yang dapat
disusutkan dalam dasar investasi pada nilai buku kotornya, dan bukan nilai buku
bersih. Beberapa perusahaan melakukan hal ini, jika hal tersebut dilakukan pada
kasus ini, maka investasi setiap tahunnya dalah sebesar $100.000 (biaya
awalnya), dan pendapatan tambahan adalah $7.000 (arus kas masuk sebsar $27.000
penyusutan sebesar $20.000). Meskipun demikian, EVA-nya akan menurun sebesar
$3.000 ($7.000 beban bunga sebesar $10.000). ROI-nya sebesar 7 persen ($7.000 +
$100.000).
c. Disposisi Aktiva
Jika satu mesin dianggap akan
menggantikan mesin yang telah ada dan yang masih memiliki nilai buku yang belum
disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut tidak relevan dalam analisis
ekonomi atas usulan pembelian. Tetapi, menghilangkan nilai buku dari aktiva
lama dapat mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha secara
substansial. Nilai buku kotor akan meningkat hanya sebesar selisih antara nilai
buku besih setelah tahun pertama dari mesin yang baru dengan nilai buku bersih
dari mesin yang lama.
d. Penyusutan Anulitas
Jika penyusutan ditentukan oleh
metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus, maka perhitungan
profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dan ROI yang tepat. Hal ini
disebabkan karena metode penyusutan anulitas sesungguhnya mengaitkan
pengembalian investasi yang implicit dalam perhitungan nilai sekarang.
Penyusutan anulitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di
mana jumlah penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika
nilai investasinya masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan
menurunnya nilai investasi; tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan.
e. Metode Penilaian lain
Beberapa perusahaan menggunakan
nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah., biasanya 50 persen, sebagai
biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi yang terjadi dalam
unit usaha yang memiliki aktiva yang tua. Kesulitan dalam metode ini adalah
bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih di
atas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan
sepenuhnya membuang aktiva-aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain
sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai
sekarang (current value) dari aktiva. Perusahaan-perusahaan memperoleh jumlah
tersebut dengan cara menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima
tahun atau ketika manajer unit usaha yang baru mengambil-alih), dengan
menyesuaikan biaya awal menggunakan suatu indeks perubahan pada harga
peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi.
6. Aset-aset yang disewagunausahakan
Asumsikan suatu unit usaha yang
laporan keuangannya menjual aktiva tetapnya seharga nilai bukunya sebesar $
300.000, mengembalikan hasil penjualannya kepada kantor pusat korporat, dan
kemudian menyewagunausahakan aktiva tersebut dengan tarif sewa sebesar $60.000
per tahun. Laba sebelum pajak dari unit usaha tersebut akan menurun akibat
beban sewa baru yang lebih tinggi daripada beban penyusutan yang dihilangkan. Meskipun
demikian, EVA-nya akan naik karena biaya yang lebih tinggi tersebut akan
diimbangi oleh penurunan beban modal yang dihilangkan. Oleh karena itu, para
manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva
ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban
modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha.
7.
Aktiva
yang Menganggur
Suatu unit usaha memiliki aktiva
yang menganggur (idle asset) yang dapat digunakan oleh unit lain, maka unit
usaha tersebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva tersebut dari
dasar investasinya. Tujuan dari izin ini adalah untuk mendorong para manajer
unit usaha guna melepas aktiva mengaggur ke unit lain yang mungkin
memerlukannya. Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak dapat digunakan oleh
unit lain, maka pemberian izin untuk menjual atau mengganti aktiva tersebut
akan menimbulkan tindakan-tindakan yang disfungsional.
8.
Aktiva
Tidak Berwujud
Ada keuntungan dalam
mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R&D dan pemasaran, serta
kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya. Metode tersebut akan
mengubah cara manajer unit usaha memandang pengeluaran semacam ini. Dengan
menghitung aktiva semacam ini sebagai investasi jangka panjang, unit usaha akan
memperoleh manfaat janga pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas
pengeluaran
untuk pos tersebut.
9.
Kewajiban
Tidak Lancar
Suatu unit usaha menerma modal
permanennya dari kumpulan dana korporat. Korporat memperoleh dana tersebut dari
pemberi pinjaman, investor modal, dan laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah
total dari dana tersebut adalah relevan tetapi tidak dengan sumber daya dari
mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian, dalam situasi yang tidak lazim,
pendanaan suatu unit usaha mungkin saja merupakan hal yang aneh bagi unit usaha
itu sendiri.
10.
Beban
Modal
Kantor pusat korporat menentukan
tarif (rate) yang digunakan untuk menghitung beban modal (capital charge).
Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan
dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan
modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya, tarif tersebut
ditetapkan di bawah estimasi modal perusahaan sehingga EVA atas rata-rata unit
usaha berada di atas nol.
11.
Survei-survei
Praktek
Kebanyakan perusahaan memasukkan
unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih.
Perusahaan-perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva
tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan
laporan keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam
divisi tersebut.
- EVA dan ROI
Hampir semua perusahaan yang
memiliki pusat investasi mengevaluasi unit-unit usahanya berdasarkan ROI,
dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan dari ROI. Pertama, ROI
merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua mempengaruhi laporan
keuangan tercermin dari rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung, mudah dipahami,
dan sangat berarti dalam pengertian absolute. Sebagai contoh, ROI dibawah 5
persen dikatakan rendag dalam skala absolute, dan ROI di atas 25 persen
dikatakan tinggi. Ketiga, ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke
setiap organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa
memperdulikan ukuran dan jenis usahanya. Kinerja dari unit yang bebeda dapat
saling dibandingkan. Selain itu, data ROI pesaing bersedia sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar perbandingan.
EVA tidak memberikan dasar
perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan EVA juga memiliki beberapa
keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari ROI.
1.
Dengan
EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama umtuk perbandingan
investasi. Dilain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda untuk
investasi diantara unit-unit usaha.
2.
Keputusan-keputusan
yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan.
Penggunaan EVA sebagai ukuran berkaitan dengan permasalahan tersebut. Metode
ini berhubungan dengan inestasi aset yang ROI nya berada diantara biaya modal
dan ROI yang sekarang dicapai oleh onvestasi tersebut. Jika kinerja pusat
investasi diukur dengan EVA, maka investasi yang menggunakan laba di atas biaya
modal akan meningkatkan EVA dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para
manajer.
3.
EVA
adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yan
berbeda pula. Degan demikian, para manajer unit usaha harus bertindak secara
konsisten ketika memutuskan untuk berinvestasi pada aktiva yang baru.
4.
EVA
berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubaha-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham merupakan
pemilik kepentingan (stakeholder) yang penting dalam perusahaan . ada beberapa
alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
a.
Mengurangi
resiko pengambil alihan (takeover)
b.
Mneciptakan
nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
c.
Mengurangi
biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang lebih cepat intuk pertumbuhan
masa depan.
Ketika digunakan sebagai ukuran
kinerja, EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara
mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang
saham. Hal ini dapat dipahami dengan melihat pada cara bagaimana EVA
diperhitungkan. EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
EVA = Laba
bersih- Beban Modal
Dengan
Beban
modal = Biaya Modal x Modal yang digunakan
Cara lain
untuk menyatakan persamaan adalah :
EVA =
Modal yang digunakan (ROI-Biaya modal)
- Pertimbangan dalam evaluasi manajer
Dengan melihat kelemahan ROI,
kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara luas. Diketahui dari
pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk evaluasi kinerja adalah
nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para manajer unit
usaha. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak tidak dapat ditentukan
karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut
terjadi.
- Evaluasi kinerja ekonomi dalam perusahaan
Laporan-laporan manajemen dibuat
bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan
selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa tahun.
Berdasarkan alasan yang telah dinyatakan sebelumnya, laporan-laporan manajemen
cenderung menggunakan informasi historis atas biaya aktual yang terjadi,
sedangkan laporan-laporan ekonomi menggunakan informasi yang cukup berbeda.
Laporan-laporan ekonomi merupakan instrument yang diagnostic. Laporan tersebut
memberikan indikasi apakah strategi unit usaha sekarang sudah memuaskan dan
jika tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha
tersebut-memperbesarnya, memperkecil, mengubah arah, atau menjualnya. Analisis
ekonomi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang
atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain,
bila dilihat secara keseluruhan, tidak akan menghasilkan laba yang memuaskan di
masa depan, meskipun laba tersebut kelihatannya dapat dihasilkan bila
masing-masing keputusan dilakukan secara terpisah.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari uraian diatas kita bisa menarik
kesimpulan bahwa harta atau aktiva yang diukur mempunyai aturan tersendiri dan
sudah diuraikan akun apa saja yang di ukur dan dikendalikan supaya tidak salah
dalam mengkur dan mengendalikan kita perlu melihat lagi apa yang sudah kita
pelajari sebelumnya. Dan peran manajer juga sangat penting terutama dalam EVA
dan ROI serta dalam pengambilan keputusan yang mnyangkut EVA dan ROI. Analisis
ekonomi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang
atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain,
bila dilihat secara keseluruhan, tidak akan menghasilkan laba yang memuaskan di
masa depan, meskipun laba tersebut kelihatannya dapat dihasilkan bila
masing-masing keputusan dilakukan secara terpisah. Dengan ini maka keselarasan
dan menghidari disfungsional adalah hal yang perlu dilakukan manajer selain
mengambil keputusan ataupun tugas lainnya.
- SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
Robert
N.Anthony Vijay Govindarajan.Management Control System, penerbit Salemba
Empat,2005.
Anthony,
Robert N. The Management Control Function. Boston: Harvard Business School
Press, 1989.
Kaplan,
Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business School
Press, 1996.
No comments:
Post a Comment